Minggu-minggu terakhir ini terasa berjalan begitu lambat. Aku seperti berkejar-kejar an dengan sang waktu. Atau malah mungkin, seperti sedang berusaha menakuti sang waktu, agar berkenan untuk berlari lebih kencang. Entah mengapa, justru karena aku yakin bahwa di depan sana nanti akan ada jalan terang, aku jadi makin tak sabar menunggu hari ber ganti. Iyaa, karena hatiku sudah tak sanggup menahan terlalu lama, melihat matahariku harus berjalan menunduk di depan dunia.
Iyaa, aku tak sanggup melihat dunia terbahak melecehkan RA!
Iyaa, mungkin seluruh dunia boleh melempariku, tapi aku tak akan pernah membiarkan seorang pun untuk boleh melukai RA!….
Iyaa, itu lah mengapa…..aku tak sabar menunggu hari berganti…..
karena aku yakin….dalam dunia di depan sana nanti, RA pasti akan berhasil menaklukan dunia untukku.
Iyaa, aku yakin….dalam dunia di depan sana nanti, RA akan berjalan dengan kepala tegak
Kegiatan kami sekarang sedang berkisar dari satu interview ke interview berikutnya. RA sekarang sedang sibuk interview dengan berbagai perusahaan. Sungguh ALLAH MAHA MENGABULKAN DOA, dari satu panggilan kemudian beruntun berbagai panggilan kerja berdatangan. Di kamar kecil itu, dengan penuh tawa dan cinta, kami selalu latihan simulasi interview. Hehe dari cara tersenyum, cara berjalan, cara berbicara, cara berjabat tangan, juga cara mengeluarkan aura ‘tak terkalahkan’. Hihi aku juga menyiapkan kertas jawaban dari setiap pertanyaan yang mungkin akan ditanya, berikut semua detil dalam bahasa inggris yang harus dihapalkan.
Kami tak pernah sekalipun saling menanyakan “ini giliran siapa?”, semuanya berjalan saling mengisi. Hehe ahh ini mungkin hanya alasanku yang berusaha melegalkan tindakanku, yang membiarkan RA mengerjakan semua tugas kuliahku dan juga selalu menunggu kiriman contekan jawaban darinya saat ujian kuliah.
Kadang kalau aku tunggang langgang karena bangun terlambat, dia akan dengan santai nya memasak atau mencuci dan membereskan rumah. Hehe seperti belum cukup, di setiap hari libur, dengan sedikit gaya merayu aku akan memintanya untuk menjahitkan perlengkapan rumah atau mengecat rumah kecil kami, dengan janji awal ‘kalau aku akan membantu menggunting atau mengecat’. Iyaa, karena aku sudah bertekad, walau rumah sewa ku kecil, tapi aku bisa membuatnya terlihat ‘KEREN’ (sampai diniatin beli majalah rumah ala minimalis, padahal harga buku nya muahalll puoll!). Hehe, sebetulnya bukan karena apa-apa aku segitu ngototnya. Aku hanya tak ingin terlihat memelas di depan orang tua ku! Iyaa, mereka hanya perlu tau kalau aku bahagia! Iyaa, mereka hanya perlu tau, kalau RA sanggup menjagaku!
Ahh selalu menyenangkan setiap kali proyek ‘keren’ ku berhasil. Hehe karena selalu ada mata RA yang berbinar, setiap kali aku berhasil ‘menyulap’ suatu barang menjadi ’sesuatu’. Hehe aku berhasil bikin meja ruang tamu, dari kaca bekas lemari dan ban bekas (Dan yang terpenting, karena ini ide dari majalah rumah yang mahal terbitan luar, jadi bisa diasumsikan kalau ruang tamuku itu KEREN!! hihihi….jadi kesimpulannya….bukan karena miskin lho, sampai pake ban bekas!!!). Aku juga bikin ruang makan ala tatami, dari matras senam mama ku yang tak terpakai dan dijahit dengan kain putih keren! (Pokoknya semuanya udah sesuai ala majalah mahal itu……semuanya putih keren!…..hihihi aku memang tukang desainer yang SAKTI!)
mmmhh mungkin bagi dunia luar, hidupku terlihat mengenaskan dibandingkan kehidupanku sebelumnya, tapi aku bahagia dan merasa KAYA! Iyaa aku tak membutuhkan apapun juga, karena aku sudah punya seluruh dunia di dalam istana kecil ku itu.
Hihi iyaa, aku sudah punya mesin cuci (hasil dari memaksa RA untuk membelinya dari gaji pertamanya, saat masih pacaran dulu), kulkas kecil, tivi sepertinya sudah cukup dari hasil sulapan komputer RA, dan yang terakhir AC. Yeiii senengnya memilih di toko dengan gaya pede ’sok bisa beli se toko nya sekalian’, trus mengatur di rumah kecil kami dengan perhitungan yang menjelimet ala tukang RA (Sampai diniatin merusak sedikit tembok pembatas kamar, dan membuat kamar mandi jadi rasanya seperti sauna, karena hawa pembuangannya yang diarahkan ke sana! duhh moga2 owner nya ga tau!)
Hahaha aku kok rasanya jadi kayak main film india ya? main rumah-rumah an ala film dangdut?
Aku bahagia dan tak perlu sebuah cincin kawin untuk membuktikannya, hingga selalu menolak saat RA memaksa untuk membelikanku.
Sudah cukup!
Tapi sepertinya bagi RA belum cukup, hingga malam kemarin RA memelukku dan berbisik lembut “InshaALLAH, nanti akan kuberikan semua yang bisa kuberikan…..semuanya….hanya untukmu!…..Tunggu yaa!”